Jumat, 23 Oktober 2009

News

Dua Pamdal DPR-RI "Bekuk" Utut Adianto

Jakarta- Grand Master International (GMI) Utut Adianto dikalahkan dua petugas pengamanan dalam (pamdal) DPR dalam tanding simultan catur di gedung DPR, Jakarta, Jumat (23/10). Dalam memperingati HUT Korpri, Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR, mengadakan tanding simultan catur antara Utut yang saat ini telah menjadi anggota DPR dan 36 pecatur amatir dari lingkungan DPR.

“Kalah dua, remis empat. Sisanya menang,” kata Utut usai tanding catur simultan.

Total waktu yang dihabiskan Utut untuk menyelesaikan tanding simultan catur tersebut mencapai empat jam sejak pertandingan dimulai pukul 13.30 WIB. Utut, yang kini menjadi anggota Komisi X dari Fraksi PDIP, melawan pecatur amatir yang terdiri dari pamdal DPR dan karyawan Setjen DPR. Dengan cara berjalan keliling memutari meja 36 lawannya, Utut meladeni lawan-lawannya tanpa istirahat.

Sambil bergurau Utut memulai langkahnya dengan kalimat, “Mudah-mudahan ada yang bisa mengalahkan saya, meski mengalahkan saya itu susah.”

Di 15 menit pertama, Utut telah berhasil menskak mat satu lawannnya. Kemudian berturut-turut langkah tiga lawan berikutnya dimatikan Utut di menit ke 25. Dua Pamdal DPR yang berhasil mengalahkan Utut bernama Abdul Anas dan Imam Subehi. Berbeda dengan Abdul yang menang langsung, Imam sempat menawarkan remis kepada Utut namun Utut menolak dan akhirnya malah kalah.

Abdul Anas bekerja di DPR sejak 1986. Dia mengaku telah membaca buku catur yang ditulis Utut sebelum menghadapi tarung simultan catur. Bak pecatur profesional, Abdul menerangkan kepada wartawan, “Utut menggunakan pembukaan Inggris dengan memajukan bidak ke E4.” Abdul mengaku menyukai olahraga catur sejak SMP dan sering menang dalam kejuaraan catur di kampungnya di Indramayu.

Sedangkan, Utut mengaku senang tugasnya di DPR dimulai dengan tanding simultan catur. Utut yang pernah masuk jajaran 50 besar pecatur elit dunia, mengharapkan bisa memperjuangkan perbaikan nasib olahragawan Indonesia lewat Komisi X. Sebagai politisi, Utut mengaku masih berdaptasi dengan dunia politik.

“Kalau di DPR, saya masih anak bawang. Jadi, hari ini kita bicara catur saja,” kata Utut, usai tanding simultan catur selesai sekitar pukul 17.30 WIB. dri/rif

Sumber : www.republika.co.id

Selasa, 20 Oktober 2009

News


Dari Catur Menuju Senayan


Berasal dari keluarga yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme, Utut Adianto, merasa terpanggil memperjuangkan idiologi itu melalui lembaga parlemen di Senayan, Jakarta.

Ia bertekad mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari PDI Perjuangan untuk daerah pemilihan Kebumen, Purbalingga, dan Banjarnegara. Utut mengibaratkan dirinya sedang menjelajah hutan belantara, yang sama sekali belum dikenali.

Dari dunia olahraga catur merambah ke panggung politik. Modalnya, pria 44 tahun ini mengaku sejak remaja sebenarnya sudah tertarik dengan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri. Waktu itu Utut baru sebatas simpatisan.

"Sekarang momen terbaik. Saatnya untuk cancut taliwanda dan holopis kuntul baris (berbuat sesuatu secara bersama-sama)," ujar pecatur Grand Master International ini kepada Tempo awal pekan lalu.

Jika kelak terpilih, masalah olahraga akan menjadi prioritas perjuangannya di parlemen. Artinya, kata Utut, perhatian setiap cabang olahraga harus proporsional. "Nggak mungkin olahraga sepatu roda pagunya sama dengan badminton. Atau drum band dananya disetarakan dengan sepakbola. Fundamentalnya olahraga adalah pendidikan," tutur Utut.

Menurut dia, olahraga nggak bisa lepas dari pendidikan. Pendidikan tidak harus seseorang meraih gelar S1, S2, dan S3. "Orang ngambil pendidikan S2 dan S3 supaya terpandang di masyarakat. Titel itu hanya pandangan masyarakat," kata sarjana Hubungan Internasional Universita Padjajaran Bandung ini.

Ketika kampanye, Utut terus-terang bilang kepada konstituennya bagaimana cara mengubanh nasib diri sendiri. Kuncinya, menurut dia, menjadi orang hebar dalam profesi apapun. "Jadi petani, penjual gorengan, pegawai dan apa saja mesti hebat," katanya.

Nah, supaya pada 9 April ini tak gemetar saat mencontreng, Utut berpesan kepada calon pemilih untuk berdoa lebih dulu. "Kalau gemeteran pas mau nyontreng, baca bismillah...," pesan ayah Mekar Melati Wewangi dari istrinya, dokter Tri Halmanti, ini.